Si Pahit Lidah yang itulah cuma sejarah yang pernah tercatat pada cerita rakyat, banyak makna dan hakikat hidup yang bisa dijadikann pelajaran hidup dan renungkan akan apa yang kita lihat dan apa yang kita ucapkan dengan lidah. Waspada dan kendalikan terhadap Lidahmu, sekali melesat, seperta anak panah yang terlepas dari busurnya dan akan melukai sasaran yang ada didepannya tanpa dapat ditarik kembali.
1. Lidah itu sebagai Pengumbar Janji
2. Lidah itu sebagai Pembohong
3. Lidah itu sebagai Pembangkang
4. Lidah itu sebagai Pengadu Domba
5. Lidah itu sebagai Penghianat
6. Lidah itu sebagai Penjilat
7. Lidah itu sebagai Pengingkar
8. Lidah itu sebagai Malapetaka
9. Lidah itu sebagai Pemusnah
10. Lidah itu sebagai Pembunuh
11. Lidah itu sebagai Penghancur
12. Lidah itu dapat berkata dengan baik dan bijak, namun dapat pula berkata jahat dan keji
13. Lidah itu dapat sebagai obat penawar juga dapat sebagai racun mematikan
Lidah dapat mengenai orang lain dan juga terhadap dirinya sendiri bila tidak dikendalikan
Si Mata Empat
Waspada dan kendalikan Matamu, karena sebagai cermin untuk koreksi dan intropeksi diri. Mata dapat membawa pelakunya ke Tahta Singgasana Raja dan dapat pula membawa ke Jurang Nestapa.
1. Mata itu sebagai Penggoda dan dapat Tergoda
2. Mata itu sebagai Penipu dan dapat Tertipu
3. Mata itu sebagai Musuh
4. Mata itu sebagai Nafsu
5. Mata itu sebagai Pemikat
6. Mata itu sebagai Hasrat
7. Mata itu sebagai Syahwat
8. Mata itu sebagai Penjahat
9. Mata itu sebagai Bara Api
10. Mata itu dapat membutakan Hati
11. Mata itu dapat menumpulkan Akal
12. Mata itu dapat Mengikis Iman
13. Mata itu dapat membuat Lumpuh Jiwa dan Raga
Mata itu dapat mengancam terhadap dirinya sendiri dan orang lain bila tidak dikendalikan.
Perilaku dan akhlak akan tampak Baik dan Terpuji bila melihat dari kedua mata depan dihadapan cermin, namun dari belakang!??, Kepada apa? Kepada siapa tempat bercermin?. Kepada orang-orang sekitarlah sebagai kedua mata belakang untuk bercermin, koreksi dan intropeksi diri.
Jangan memandang Hina dan Rendah terhadap orang lain, karena Saya, Kita dan Mereka adalah satu sang Penciptanya yaitu Allah SWT, zat yang mengusai langit dan bumi, Maha Hidup, Maha Kaya, tidak bergantung pada makhluk ciptaannya. Sang Raja pun telah menjadi batu, karena mata dan lidah yang melesat begitu saja dan tidak dikendalikan oleh empunya.
Wahai kawan peliharalah mata dan lidahmu jangan melukai hati sahabat dengan lidahmu dan jangan pula kamu memandang dengan kecurigaan dan berburuk sangka melalui matamu. tidak ada teman yang membuat
sial kecuali kekuranganmu semahami hati sahabatmu.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Diberdayakan oleh Blogger.
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.